aku paling benci saat air mata itu jatuh. selalu saja dicoba untuk ditutupi tapi terus terisak sepanjang malam.


sering kali aku berkata, 'sudah, sudah, jangan menangis lagi' atau mengatakan hal-hal menenangkan lainnya. tapi sepertinya tidak pernah di dengar apa yang aku katakan, atau bahkan tidak pernah benar-benar disadari aku ada.
harusnya dia bisa lebih kuat dari itu. bukan hanya dia, aku pun sakit hati.
tapi sepertinya sakitku tidak pernah ada artinya bagi siapapun, setidaknya itu lah yang selama ini aku rasa.


dulu dalam situasi seperti ini aku akan ikut menangis.


lalu saat situasi yang sama kembali terjadi aku tidak turut menangis, tapi aku diam untuk suatu kebingungan akan apa yang seharusnya aku lakukan.


tapi kini saat situasi itu kembali, aku tahu apa yang aku lakukan.
ya, aku diam. tapi kali ini bukan untuk kebingungan. aku diam karena aku ingin belajar dewasa, aku ingin belajar kuat menjalani hidup.


bukannya menangis bukan hal yang tidak dewasa dan lemah. aku pun sering menangis untuk hidup sedih ku ini. tapi aku menitikan air mata itu tanpa suara sekuat aku mampu. dan segera mengakhirinya. menutupinya dari dunia di sekitarku.


mungkin memang berbeda jalan pikiran setiap manusia. tapi, ini lah yang aku rasa.

Leave a Reply